32.7 C
Jakarta
Thursday, July 10, 2025

    Sebanyak 15.000 Ilmuwan dari 161 negara teriak ‘kiamat’ akhir abad ini

    Terkait

    PRIORITAS, 18/1/25 (Amerika Serikat): Sebanyak 15.000 lebih ilmuwan memprediksi bencana global yang dahsyat akan terjadi pada akhir abad ini. Para Ilmuwan yang berasal dari 161 negara menyebut perubahan iklim makin cepat terjadi dan mengancam kelangsungan hidup makhluk yang ada di Bumi.

    “Selama beberapa dekade, para ilmuwan secara konsisten memperingatkan masa depan yang ditandai dengan kondisi iklim ekstrem karena meningkatnya suhu global yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang melepaskan gas rumah kaca berbahaya ke atmosfer,” tulis makalah di Jurnal BioScience terkait perubahan iklim yang meresahkan dikutip dari Futurism, Sabtu (18/1/25).

    Peneliti pascadoktoral Oregon State University (OSU) dan salah satu penulis utama studi Christopher Wolf mengungkapkan potensi Bumi di masa depan. Termasuk risiko bencana kekurangan makanan dan air bersih.
    Studi tersebut mengungkapkan soal sejumlah data mengejutkan. Misalnya pada 2023, banyak rekor iklim pecah dengan margin yang sangat besar.

    Salah satu yang dirujuk oleh para peneliti adalah terkait musim kebakaran hutan Kanada yang sangat aktif tahun ini. Kejadian tersebut menunjukkan titik kritis menuju rezim kebakaran baru.

    Salah satu penulis penelitian, Profesor kehutanan terkemuka di OSU, William Ripple juga menambahkan adanya pola yang mengkhawatirkan di tahun 2023. Pola tersebut bukan kabar yang baik, karena manusia hanya berbuat sedikit untuk melakukan perbaikan.

    “Kami juga hanya menemukan sedikit kemajuan yang bisa dilaporkan terkait upaya umat manusia dalam memerangi perubahan iklim,” kata Ripple dalam pernyataannya.

    Namun dampak besar lingkungan ini bukan hanya kesalahan pada industri bahan bakar fosil saja. Namun juga ada pemerintah yang melakukan subsidi pada mereka menjadi salah satu penyebab efek tersebut.

    Subsidi yang dikeluarkan di Amerika Serikat (AS) tahun 2021-2022 meningkat dua kali lipat. Yakni dari US$531 triliun menjadi lebih dari US$1 juta triliun. Untuk mencegah bencana lebih lanjut, para peneliti menyarankan untuk beralih dari bahan bakar fosil.

    Seperti dilansir dari CBNCIndonesia.com, selain itu juga memerangi konsumsi berlebih yang dilakukan oleh orang-orang kaya. Jika rekomendasi tersebut benar-benar dipatuhi, masih ada harapan terkait masa depan Bumi.(P-wr)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini