PRIORITAS, 21/12/24 (Jakarta): Satu hal yang pasti, upaya meraih gelar sarjana sering dianggap dapat sebagai usaha untuk membantu meningkatkan karier seseorang. Akan tetapi, hal ini bisa sulit tercapai jika jurusan yang dipilih tidak sesuai dengan minat dan rencana karier. Malah sebaliknya bisa-bisa jadi pengangguran.
Begitulah kenyataannya di dunia nyata, tidak semua lulusan perguruan tinggi, baik dari program vokasi, sarjana (S1), maupun pascasarjana, berhasil masuk ke dunia kerja. Sebab, banyak lulusan yang menganggur karena terbatasnya lapangan pekerjaan, tingginya persaingan, serta ketidaksesuaian antara pendidikan yang dimiliki dengan kebutuhan pasar.
Lantas, kira-kira jurusan apa saja yang memiliki tingkat pengangguran tertinggi? Simak hal tersebut berikut ini, dikutip dari CNBCIndonesia.com.
1. Pengajaran Pendidikan Jasmani
Ternyata, fakta di lapangan menunjukkan, jurusan ini memiliki tingkat pengangguran tertinggi, mencapai 56,4 persen. Jurusan ini, yang fokus pada pengajaran dan ilmu olahraga, menghadapi keterbatasan lapangan kerja serta kebutuhan tenaga pengajar yang bisa berubah-ubah, membuat banyak lulusannya kesulitan mendapatkan pekerjaan.
2. Layanan Manusia atau HR
Kemudian, ada jurusan Layanan Manusia atau HR. Ternyata juga, jurusan ini memiliki angka pengangguran yang tinggi, sebesar 55,6 persen. Meskipun HR memainkan peran krusial dalam perekrutan dan manajemen karyawan, banyak lulusan bersaing ketat dalam industri ini. Di samping itu, kebutuhan akan pengalaman khusus sering kali menjadi penghalang bagi lulusan baru.
3. Ilustrasi
Berikutnya, dengan tingkat pengangguran mencapai 54,7 persen, jurusan ini menjadi pilihan yang cukup berisiko. Bidang ini sangat kompetitif, dan tren digitalisasi serta outsourcing desain grafis membuat banyak lulusan sulit mendapatkan pekerjaan tetap.
4. Peradilan Pidana
Nah, jurusan ini juga memiliki angka pengangguran yang cukup tinggi, yakni 53 persen. Bidang ini bertujuan mempersiapkan lulusan untuk bekerja dalam sistem peradilan, namun lapangan kerja cenderung stabil dan terbatas, sehingga menciptakan persaingan ketat.
5. Manajemen Proyek
Selanjutnya, pengangguran di jurusan ini tercatat sebesar 52,8 persen. Walaupun keterampilan manajemen proyek dibutuhkan di banyak industri, perusahaan umumnya mencari tenaga kerja dengan pengalaman, sehingga lulusan baru kesulitan bersaing.
6. Produksi Radio, Televisi, dan Film
Diketahui, jurusan ini memiliki tingkat pengangguran sebesar 52,6 persen. Industri hiburan ini sangat dinamis dan sulit diprediksi, serta bergantung pada jaringan dan pengalaman, yang membuat lulusan kesulitan menemukan pekerjaan tetap.
7. Bidang Seni Studio
Kemudian Program Bidang Seni Studio juga menghadapi tantangan besar, dengan tingkat pengangguran mencapai 52 persen. Jurusan ini meliputi seni visual, tetapi ketidakpastian pendapatan serta minimnya pekerjaan tetap membuat lulusan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang stabil.
8. Administrasi Layanan Kesehatan
Nah, dengan tingkat pengangguran 51,8 persen, jurusan ini menjadi pilihan lain dengan risiko pengangguran tinggi. Meski sektor kesehatan terus berkembang, lulusan di bidang administrasi kesehatan bersaing ketat dengan mereka yang memiliki latar belakang medis atau sertifikasi khusus.
9. Pendidikan
Inilah jurusan selanjutnya, yaitu pendidikan, yang memiliki tingkat pengangguran 51,8 persen. Jurusan ini sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan, di beberapa daerah, kesempatan kerja untuk pengajar mengalami penurunan, sehingga lulusan harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan pekerjaan.
10. Pengembangan Manusia dan Keluarga
Lalu yang terakhir, jurusan Pengembangan Manusia dan Keluarga dengan tingkat pengangguran 51,5 persen. Fokusnya pada perilaku manusia dalam konteks keluarga dan masyarakat, namun peluang kerja dalam bidang ini seringkali tidak sebanding dengan jumlah lulusan yang ada. (P-jr)
