PRIORITAS, 15/12/24 (Jakarta): Partai Perindo harus menjadi partai yang besar. “Ini harus, tidak bisa ditawar. Kenapa? Dengan menjadi partai yang besar, kita akan memiliki banyak anggota Dewan, kita akan punya banyak kader-kader kita duduk di jajaran eksekutif, sehingga dengan demikian aspirasi, perjuangan Partai Perindo itu bisa diwujudkan,” kata Ketua Majelis Persatuan Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo, dalam acara HUT ke-10 Perindo di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (14/12/24) malam.
Harry Tanoesudibdjo yang kerap disapa HT itu berpesan kepada seluruh kadernya untuk memperkuat jajaran, tak hanya di pusat tetapi juga yang berada di daerah. Sebab menurutnya, hal yang membuat lemah Partai Perindo sebelumnya adalah karena kurangnya penguatan di jajaran daerah.
“Saya berpesan itu pada seluruh pengurus DPP, DPW, DPD, bahwa untuk menjadi partai yang besar, perlu kepengurusan yang tidak hanya kuat di jajaran DPP, tapi kita harus betul-betul membangun pengurus yang kuat di daerah. Baik di tingkat provinsi, di tingkat kabupaten kota, di tingkat kecamatan, di tingkat desa kelurahan, bahkan harus sampai RW dan RT sampai tatanan masyarakat yang paling bawah,” tuturnya.
“Karena mereka yang memilih. Jadi ini pesan saya, dan ini adalah merupakan hal yang kurang dilakukan pada masa kepengurusan sebelumnya,” imbuhnya.
Contoh Prabowo dan Donald Trump
Berbicara di hadapan pengurus Dewan Pimpinan Pusat dan perwakilan Dewan Pimpinan Wilayah serta Dewan Pimpinan Daerah, HT mengungkapkan perjuangan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dan Presiden RI, Prabowo Subianto. Menurutnya, dua sosok tersebut bisa dijadikan inspirasi bagi kader Perindo untuk tidak takut gagal.
“Ini membuktikan sukses tidak tergantung dari berapa lama kita bekerja. Banyak contoh-contoh. Mungkin kalau boleh saya mengutip apa yang dikatakan oleh Bapak Presiden kita (Prabowo Subianto), 20 tahun berusaha, dari 2004 ikut Konvensi Golkar, 2009 jadi calon Wakil Presiden, 2014 jadi calon Presiden, 2019 jadi calon Presiden, gagal terus,” ujarnya bersemangat.
“Tapi dalam sekejap, sekarang beliau jadi Presiden Republik Indonesia yang ke-8. Artinya apa? 20 tahun datar, tapi dalam waktu singkat 5 tahun berikutnya, langsung bisa menjadi orang nomor 1 di Republik yang kita cintai,” lanjutnya.
Ia melanjutkan, selain itu, Donald Trump juga dinilai memiliki perjuangan yang sama. Meskipun pernah gagal, Donald Trump tak pernah pantang menyerah dalam menggapai keinginannya.
“Sahabat saya, Donald Trump, juga demikian. Dia pengusaha sukses, tumbuh besar, pernah bangkrut. Balik lagi tumbuh. Terus dia akhirnya jadi calon Presiden Amerika Serikat dan berhasil. Kemudian kalah. Lalu banyak kasus-kasus yang dituduhkan kepada beliau. Kasus pidana maupun perdata. Tapi dengan tekad yang pantang menyerah, konsistensi dengan tujuannya, akhirnya beliau terpilih lagi jadi Presiden Amerika Serikat untuk kedua kalinya,” ujarnya.
AHY dan Rano Karno hadir
Selain pengurus teras DPP dan kader-kader Perindo, hadir sebagai undangan sejumlah menteri, kepala daerah, dan pimpinan partai politik. Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, tidak tampak hadir dalam HUT ke-10 Perindo yang mengangkat tema “Transformasi dan Bangkit untuk Indonesia Sejahtera”.
Tiba di lokasi acara, Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), disambut HT dan Ketua Umum Perindo, Angela Tanoesoedibjo. Hadir pula cawagub terpilih Jakarta Rano Karno, mantan Menparekraf sekaligus politikus PPP Sandiaga Uno, Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, Ketum Partai Garuda Ahmad Sabana, Sekjen Gelora Mahfudz Siddiq, dan cagub terpilih NTT sekaligus Waketum Partai Golkar, Melki Laka Lena.
Hadir juga Wamen Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal sekaligus politikus Gerindra, Riza Patria, Wamen BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, dan mantan Ketum PBNU, Said Aqil Siroj. (P-ht)