31.3 C
Jakarta
Thursday, December 12, 2024

    Jurusan di Perguruan Tinggi hendaknya sesuai dengan kebutuhan pasar kerja

    Terkait

    PRIORITAS, 10/12/24 (Jakarta): Perguruan tinggi hendaknya memetakan jurusan kuliah sesuai kebutuhan agar tidak ada bidang ilmu yang kelebihan/kekurangan sumber daya manusia (SDM). Sebaliknya, penangguhan sementara atau moratorium beberapa bidang ilmu yang dianggap jumlahnya terlalu banyak dapat dilakukan.

    Pembukaan atau penutupan program studi sesuai kebutuhan negara dengan menyesuaikan kebutuhan pasar kerja dan dinamika perekonomian di negara yang bersangkutan, lumrah terjadi di berbagai negara.

    Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) di Jakarta, Selasa (10/12/24).

    Lebih lanjut ia mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir negara tengah meningkatkan proporsi program studi di bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) guna memenuhi kebutuhan bidang hard sciences di Indonesia, yang saat ini dinilai masih minim.

    Dikatakannya, hal ini dapat didorong dengan melakukan penangguhan sementara beberapa bidang ilmu yang dianggap jumlahnya terlalu banyak. “Misalnya untuk Ilmu Pendidikan, anda tahu lulusan ilmu pendidikan itu dalam satu tahun itu bisa mencapai antara 250 ribu-300 ribu? Atau juga ilmu-ilmu sosial yang lain” ujarnya.

    Kendati demikian, di satu sisi, lanjut Amich, moratorium ini tidak berlaku dalam bidang keilmuan sosial humaniora lain yang dinilai langka seperti arkeologi atau sastra daerah.

    “Di satu sisi, kita memberi proteksi kepada ilmu-ilmu sosial humaniora yang di situ langka seperti arkeologi, seperti sejarah atau mungkin sastra-sastra daerah itu, sastra apa saja termasuk juga ilmu-ilmu filologi itu diberi proteksi karena ilmu langka dan tidak terlalu banyak peminat, tapi penting,” jelasnya.

    Amich mengungkapkan, pembukaan atau penutupan program studi lumrah terjadi di berbagai negara. Itu tergantung kebutuhan negara  dengan menyesuaikan kebutuhan pasar kerja dan dinamika perekonomian di negara yang bersangkutan.

    Oleh karena itu, ia meminta perguruan tinggi di Indonesia untuk menambah jurusan di bidang STEM, sebab menurutnya investasi SDM di bidang keilmuan STEM saat ini perlu dilakukan, mengingat infrastruktur utama perkembangan negara adalah ilmu pengetahuan teknologi (iptek) yang berbasis riset dan inovasi.

    Penambahan SDM di bidang STEM juga dapat meningkatkan skor Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia, di mana pada 2022, Indonesia menempati peringkat ke-69 dunia dan ke-6 ASEAN.

    “Dengan memproduksi bidang keahlian atau sarjana lulusan STEM yang lebih banyak, maka nanti akan pelan-pelan meningkatkan jumlah ilmuwan peneliti untuk peningkatan skor PISA,” ucap Amich Alhumami. (P-ht)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini