PRIORITAS, 23/11/24 (Jakarta): Persaingan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Daerah Khusus Jakarta (DKJ) semakin sengit. Tingkat elektabilitas antara pasangan calon nomor urut 1, Ridwan Kamil – Suswono alias Ridho, dan nomor urut 3, Pramono Anung – Rano Karno, kian bersaing.
Dalam survei yang dilakukan dua lembaga independen terkemuka, Indikator Politik Indonesia (Indikator), dan Lembaga Survey Indonesia (LSI), diketahui Pramono-Rano masih unggul dari Ridho namun semakin tipis.
Dikutip dari Antara, survei terbaru Indikator menunjukkan elektabilitas pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono serta paslon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno terus bersaing ketat.
Hasil survei tatap muka yang dilakukan akhir Oktober-8 November 2024 menunjukkan pasangan Pramono-Rano unggul tipis dengan elektabilitas 42,9 persen, diikuti Ridho dengan 39,2 persen, dan Dharma-Kun sebesar lima persen.
“Keunggulan Pramono-Rano tidak signifikan secara statistik. Selisih ini masih dalam kisaran margin of error, sehingga sulit menyimpulkan siapa yang unggul secara pasti,” kata Founder dan Peneliti Utama Indikator, Burhanuddin Muhtadi, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (22/11/24).
Hasil survei telepon yang lebih mutakhir menunjukkan selisih elektabilitas semakin tipis. Pada survei yang digelar 5-12 November 2024, Pramono -Rano unggul dengan selisih hanya 1,6 persen atas Ridho, yang menunjukkan tren persaingan yang kian ketat.
“Swing Voters”
Burhanuddin menilai swing voters atau pemilih yang masih gamang atas pilihannya diprediksi akan menjadi kunci hasil pilkada di Jakarta. Pasalnya, survei menemukan bahwa 12 persen responden belum menentukan pilihan, sementara 24 persen lainnya masih mungkin mengubah preferensi.
Total 36 persen swing voters dinilai jauh lebih besar dibandingkan selisih elektabilitas Pramono dan Ridwan Kamil. “Jika swing voters cenderung mendukung salah satu kandidat, kemungkinan pilkada selesai dalam satu putaran. Namun, jika swing voters terdistribusi proporsional, dua putaran hampir pasti terjadi,” tambahnya.
Burhanuddin menyebut perilaku swing voters dipengaruhi berbagai faktor, termasuk asosiasi terhadap tokoh nasional seperti Presiden Jokowi dan Anies Baswedan.
Pendukung Jokowi cenderung mendukung Ridho, sementara pendukung Anies lebih mendukung Pramono-Rano. Namun, keterlibatan langsung tokoh-tokoh ini belum terlihat secara penuh dalam survei.
Ridho stagnan
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan, memaparkan, elektabilitas Ridho cenderung stagnan setelah penurunan dari 52 persen pada September menjadi sekitar 39 persen pada survei terbaru.
Sementara itu, Pramono-Rano tampak mempertahankan dukungannya di kisaran 40 persen. “Jika distribusi suara swing voters merata, pilkada kemungkinan besar berlangsung dalam dua putaran,” kata Djayadi.
Disebutkan, survei tatap muka dilakukan terhadap 1.600 responden melalui metode multistage random sampling, dengan margin of error di plus minus 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Adapun survei melalui telepon dilakukan kepada pada 1.229 responden terpilih melalui metode double sampling atau pengambilan sampel secara acak dari kumpulan data hasil survei tatap muka yang dilakukan sebelumnya.
Margin of error survei diperkirakan plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. (P-ht)