33.3 C
Jakarta
Sunday, August 24, 2025

    Penyakit autoimun dipicu kekurangan vitamin D

    Terkait

    PRIORITAS, 24/10/24 (Jakarta: Penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh atau sistem imun menyerang sel-sel sehat dalam tubuh kita sendiri. Penyakit ini berkembang ketika sistem kekebalan tubuh salah dalam menilai sel sehat yang ada dalam tubuh dan malah menganggapnya sebagai zat asing.

    Salah satu pemicu utama penyakit autoimun adalah kekurangan vitamin D. Terkait dengan itu, sebuah studi Universitas McGill di Montreal, Kanada, menjelaskan mengapa kekurangan vitamin D di awal kehidupan dikaitkan dengan risiko penyakit autoimun yang lebih tinggi.

    Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances itu menemukan bahwa selama  masa kanak-kanak, kelenjar timus (kelanjar kekebalan) membantu melatih sel-sel imun untuk membedakan antara jaringan tubuh sendiri dan penyerang yang berbahaya. Kekurangan vitamin D pada tahap kehidupan tersebut menyebabkan timus menua lebih cepat.

    “Timus yang menua menyebabkan sistem imun yang ‘bocor’,” kata penulis utama John White, seorang Profesor dan Ketua Departemen Fisiologi McGill, dilansir dari Medical Xpress pada Senin (21/10/24) seperti diwartakan ANTARA.

    Lebih lanjut Profesor Whitememaparkan,”Ini berarti timus menjadi kurang efektif dalam menyaring sel-sel imun yang secara keliru dapat menyerang jaringan sehat, sehingga meningkatkan risiko penyakit autoimun seperti diabetes tipe 1″.

    Dia mencatat, para peneliti telah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium untuk tulang yang kuat, dan bahwa penelitian yang lebih baru telah menemukan peran pentingnya dalam mengatur sistem kekebalan tubuh.

    “Temuan kami memberikan kejelasan baru pada hubungan ini dan dapat mengarah pada strategi baru untuk mencegah penyakit autoimun,” katanya.

    ”Meskipun penelitian dilakukan pada tikus, temuan tersebut relevan dengan kesehatan manusia karena timus berfungsi serupa pada kedua spesies,” White menambahkan.

    Temuan itu sekaligus menyoroti pentingnya asupan vitamin D yang cukup, terutama untuk anak-anak. “Jika Anda memiliki anak kecil, penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk memastikan mereka mendapatkan cukup vitamin,” saran dia.

    Terobosan ini dibangun berdasarkan studi Finlandia tahun 2001, yang diikuti lebih dari 10.000 anak. Ditemukan bahwa anak-anak yang diberi suplemen vitamin D sejak dini memiliki risiko hingga lima kali lebih rendah untuk mengembangkan diabetes tipe 1 di kemudian hari.

    Dalam studi McGill, para peneliti menggunakan tikus yang tidak dapat memproduksi vitamin D untuk memeriksa bagaimana kekurangan tersebut memengaruhi timus. Studi tersebut  menggunakan analisis sel dan pengurutan gen untuk melihat bagaimana hal itu memengaruhi sistem kekebalan tubuh.

    Dalam studi mendatang, Profesor John White berharap untuk meneliti bagaimana vitamin D memengaruhi timus manusia, sesuatu yang menurutnya belum pernah dilakukan sebelumnya. (P-ht)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini