PRIORITAS, 24/10/24 (Jakarta): Semua kota besar di dunia tengah berlomba-lomba untuk mewujudkan konsep ‘Smart City‘ atau kota cerdas di wilayah masing-masing.
Ternyata, Indonesia pun seakan tak mau ketinggalan dengan program bersama ‘Gerakan Menuju 100 Smart City’ yang telah berjalan sejak tahun 2017.
Lalu, unrtuk apa RI gencar kembangkan Kota Pintar?
Apa itu Kota Pintar?
Ya, pemerintah tengah gencar mengembangkan 100 kota pintar di Indonesia. Seperti disebutkan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, tujuan program ini untuk memajukan kota serta mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif, transparan, dan terpercaya.
Integrasikan teknologi informasi dan komunikasi
Konsep Kota Pintar atau ‘Smart City’ merujuk pada pengembangan kota yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan publik dan kualitas hidup warganya.
Di samping itu, sebuah kota dapat dikatakan ‘Smart City’ jika di dalamnya lengkap dengan infrastruktur dasar, juga memiliki sistem transportasi yang lebih efisien dan terintegrasi sehingga meningkatkan mobilitas masyarakat. Hal ini sebagaimana dikutip dari laman resmi Kemenkominfo.
“Yang lebih penting adalah bagaimana kita dapat membangun pola pikir, sikap dan karakter masyarakat yang lebih baik,” ujarnya dikutip dari laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Senin (7/10/24) lalu.
Sejauh mana penerapan ‘Smart City’ di RI?
Sebagaimana diketahui, program ‘Gerakan Menuju 100 Smart City’ mencuat setelah pemerintah melihat adanya ketimpangan perkembangan jumlah penduduk yang tinggal di kota. Melansir website ‘Indonesia Baik’, data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 mencatat sebanyak 59,35 persen penduduk Indonesia sudah hidup di kota ketimbang di perdesaan. Selanjutnya pada tahun 2045, diperkirakan mayoritas warga atau sekitar 82,37 persen masyarakat Indonesia hidup di kota.
Terkait itulah, pemerintah pun mencoba membangun kota masa depan Indonesia sebagai kota berkelanjutan dan berdaya saing. Dari sanalah muncul inovasi pengembangan tata kelola ‘Smart City’ di Indonesia.
Sesudah beberapa tahun berjalan, saat ini sejumlah kota besar di RI telah mengadopsi konsep ‘Smart City’. Sebut saja Jakarta yang telah dimulai sejak tahun 2014 lalu. ‘Jakarta Smart City’ bergerak berdasarkan enam indikator, yakni smart governance, smart economy, smart environment, smart people, smart mobility, serta smart living.
Diketahui, keenam indikator tersebut menjadi basis yang melahirkan produk dan layanan ‘Jakarta Smart City’. Salah satunya kehadiran aplikasi JAKI (Jakarta Kini), yang memungkinkan warga Jakarta maupun turis yang berkunjung dapat mengakses berbagai layanan hanya dalam satu genggaman saja.
Berikutnya, Kota Surabaya yang disebut-sebut menjadi pionir pembangunan Kota Pintar di Indonesia. Mengutip laman Antara, program Kota Pintar di ibu kota Jawa Timur ini telah berjalan sejak tahun 2002. Atau sejak masa kepemimpinan Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono, lalu dilanjutkan Tri Rismaharini, dan berlanjut hingga kepemimpinan Wali Kota Eri Cahyadi. Sejak saat itu, banyak kota-kota lain di Indonesia yang datang ke Surabaya untuk menimba ilmu terkait’ penerapan program ‘Smart City’ di Kota Pahlawan.
Seperti dikemukakan Eri Cahyadi, konsep ‘Smart City’ yang diterapkan di Surabaya melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Hal itu dia sampaikan usai menerima penghargaan Smart Government dan Smart Environment dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI dalam kegiatan Forum Smart City Nasional, Pameran dan Awarding Gerakan Menjadi Smart City 2023.
“Dengan demikian, pemerintah berkomitmen penuh dalam memberikan peningkatan pelayanan yang ada di Kota Pahlawan,” katanya dikutip dari laman Antara.
Diketahui, penerapan ‘Smart City’ yang sudah lama berjalan ini dinilai memberikan dampak positif bagi pembangunan tata ruang dan manajemen kota yang berkelanjutan.
IKN jadi rujukan penerapan Kota Pintar berkelanjutan
Jika kita berbicara soal ‘Smart City’, proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara patut dibahas.
Sebab, pembangunan IKN di Kalimantan Timur ini dikatakan mengusung konsep kota pintar, yang memanfaatkan teknologi canggih dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari transportasi, energi, hingga layanan publik.
“Kementerian PUPR ini telah merencanakan pembangunan infrastruktur dengan konsep ‘Smart City’ di semua kawasan, yang diawali dengan Ibu Kota Nusantara. Dengan demikian Ibu Kota Nusantara akan menjadi contoh penerapan ‘Smart City’ di Indonesia dengan tentunya kita akan memberikan manfaat untuk pemerintah dan masyarakat untuk peningkatan kualitas hidup,” ucap Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti dalam acara Bedah Buku 10 Langkah Mencerdaskan Kota, beberapa waktu lalu.
Ia melanjutkan, konsep ‘Smart City’ ini mampu mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat yang ada di dalam kota tersebut.
Diana Kusumastuti pun mencontohkan seperti pengurangan kesenjangan masyarakat, penggunaan transportasi publik, pengaturan manajemen limbah, polusi, hingga emisi karbon, yang semuanya harus terintegrasi satu sama lain. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa