PRIORITAS, 29/9/24 (Jakarta): Mitra Orphys Sport Clinic (MOSC), pusat rehabilitasi secara terpadu terhadap cedera olahraga untuk penggiat olahraga, akan berfokus meningkatkan pelayanan mereka setelah memasuki tahun ketiga.
Hal ini dikatakan oleh Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Sport Injury, dr. IGM Febry Siswanto SpOT (K) pada acara jumpa pers “Memasuki tahun ketiga MOSC, gebrakan apa lagi untuk mendukung olahraga Indonesia?” di Jakarta Selatan, Sabtu.
“Kami akan terus berkolaborasi untuk memberikan sesuatu yang terbaik dan menjawab tantangan-tantangan, memberikan suatu servis pelayanan yang diinginkan oleh para pelaku olahraga Indonesia,” kata Febry.
Menurut Febry, pelayanan yang ada di MOSC selama dua tahun berdiri masih belum ideal. Hal inilah yang menurutnya menjadi tantangan bagi MOSC untuk semakin lebih baik dalam memasuki tahun ketiga.
“Otomatis pelayanan ini, saat ini pelayanan Mitra Orphys Sport masih jauh dari suatu ideal. Karena ini merupakan suatu bentuk kecil dari suatu pelayanan penanganan cedera olahraga,” ucap Febry.
“Tapi ke depan kami terus berusaha-berusaha untuk meningkatkannya. Salah satu dengan peningkatan daripada jumlah SDM yang ada. Kualitas baik dari tim dokter maupun tim fisioterapi,” tambahnya dilansir Antara.
Direktur Mitra Keluarga Cibubur, dr. Sri Widiyaningsih MARS, menambahkan bahwa target ke depan adalah memperluas layanan cedera olahraga kepada beberapa cabang olahraga setelah pada tahun lalu berhasil menjadi mitra medis resmi dari PSSI selama lima tahun ke depan.
Kata dokter yang akrab disapa Widi itu, kini layanan unggulan dari Mitra Keluarga ini sudah menjangkau enam cabang olahraga dan sedang akan merapat ke bola voli sebagai cabang olahraga ketujuh.
“Kita masih belum menyentuh ke beberapa cabang olahraga yang memang saat ini kita sedang approach-approach, mudah-mudahan doakan kami bisa berkembang dengan menambah kerjasama dengan cabang olahraga lain,” kata Widi.
Febry menjelaskan bahwa setiap cabang olahraga memiliki cedera spesifiknya masing-masing. Untuk cabang olahraga yang membutuhkan kelincahan, seperti sepak bola, futsal, dan basket, cedera lutut dan pergelangan kaki menjadi yang paling sering terjadi. Sedangkan untuk olahraga seperti voli, cedera bahu lebih umum ditemukan.
Sementara itu, ia juga menekankan dalam pelayanan MOSC, ia menekankan pentingnya pendekatan penanganan cedera yang tidak hanya melibatkan tim medis tetapi juga partisipasi aktif dari atlet yang cedera.
Dalam hal ini, Febry menyebut betapa pentingnya “team work” antara tim medis dan atlet yang cedera. “Penanganan itu bukan hanya operasi saja, tapi bagaimana pasca operasi yang membutuhkan waktu yang cukup panjang, dimana dengan waktu yang cukup panjang ini, walaupun kami kasih program, tapi kalau dari yang bersangkutan tidak ada trigger untuk mau sembuh, untuk kembali, itu juga susah,”.
Lebih lanjut, Widi menggaris bawahi bahwa MOSC selalu memberikan pelayanan terbaik. Tak hanya menangani cedera secara teknis, tapi juga memberikan pelayanan dengan pendekatan yang membuat seorang atlet yang cedera dirawat seperti di “rumah” sendiri.
Hal ini untuk membuat para atlet bisa cepat pulih dan dapat bertanding dan berprestasi kembali. “Kita selalu memotivasi atlet dan menyampaikan bahwa cedera itu bukan akhir segalanya,” tutupnya. (P/bwl)