28 C
Jakarta
Thursday, June 19, 2025

    Aman !!! Vaksin MPOX sudah disetujui WHO dan BPOM, bukan vaksin eksperimental

    Terkait

    PRIORITAS, 12/9/24 (Jakarta): Kini penggunaan vaksin Mpox di Indonesia telah mendapat persetujuan dari WHO dan BPOM, dan bukan vaksin eksperimental, sehingga dapat diberikan dalam situasi darurat kesehatan.

    Sebagaimana dikatakan Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr Mohammad Syahril, ini dinyatakan sebagai respon mengenai narasi dimana mengklaim, vaksin Mpox yang dipersiapkan ialah vaksin eksperimental. Bahkan, klaim tersebut disertai ajakan agar masyarakat menolak vaksin Mpox. Disebutnya, klaim tersebut keliru.

    “Vaksin Mpox sudah menerima Emergency Use Listing (EUL) dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), yang berarti vaksin ini boleh digunakan dalam kondisi darurat,” Syahril menuturkan.

    Sementara itu, dalam pelaksanaan vaksinasi, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) turut memantau keamanan dan memastikan manfaat pemberian vaksin Mpox sebagai upaya pencegahan penularan virus Mpox (MPXV).

    Turunan cacar generasi ketiga

    Disebutkan, saat ini vaksin Mpox yang digunakan di Indonesia ialah jenis Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN). Yaitu vaksin turunan cacar (smallpox) generasi ketiga yang bersifat non-replicating. Pelaksanaan vaksinasi Mpox dengan MVA-BN telah dilakukan sejak 2023, ujarnya, setelah ditemukan kasus konfirmasi Mpox di Indonesia.

    Kemudian, dilansir Antara, merujuk pada dokumen WHO berjudul “Weekly Epidemiological Record: Smallpox and Mpox (Orthopoxviruses) Vaccine Position Paper” dimana diterbitkan pada 23 Agustus 2024, menurutnyam ada tiga vaksin yang dapat digunakan untuk pencegahan Mpox.

    Dikatakan, ketiga vaksin iniawalnya untuk pencegahan cacar, tetapi kemudian dikembangkan dan diperluas penggunaannya untuk pencegahan Mpox.

    Yang pertama, MVA-BN. Vaksin ini disetujui tahun 2013 untuk pencegahan cacar di Kanada dan Uni Eropa yang menyasar kelompok orang berusia 18 tahun ke atas. Pada 2019, MVA-BN disetujui untuk pencegahan cacar dan Mpox pada orang dewasa di Amerika Serikat.

    Lalu ditahun yang sama, Kanada memperluas MVA-BN untuk pencegahan Mpox. Pada 22 Juli 2022, Uni Eropa menyetujui MVA-BN untuk pencegahan Mpox pada orang dewasa. MVA-BN tidak dilisensikan untuk orang di bawah usia 18 tahun.

    Kemudian kedua, LC16m8. Dia menjelaskan, di Jepang, LC16m8 dilisensikan pada 1975 untuk penyakit cacar tanpa batasan usia dan diperluas untuk pencegahan Mpox pada Agustus 2022. LC16m8 yang digunakan merupakan vaksin cacar generasi ketiga.

    Sementara yang ketiga, ACAM2000. Syahril menambahkan, vaksin cacar generasi kedua ini disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk imunisasi cacar sejak 2007. Pada 2024, vaksin ini disetujui untuk mencegah Mpox di bawah protokol Investigasi Obat Baru Akses yang Diperluas (Expanded Access Investigational New Drug).

    Vaksin ACAM2000 manjur melawan virus MPXV

    Berdasarkan tinjauan pakar dari jurnal berjudul, “Vaccines against mpox: MVA-BN and LC16m8” yang terbit di Taylor & Francis Online pada 1 September 2024, katanya, probabilitas MVA-BN menurunkan penyakit Mpox sebesar 62 persen hingga 85 persen. Pada orang yang sudah terpapar Mpox, MVA-BN mengurangi risiko penyakit sebesar 20 persen.

    Sesuai hasil uji klinis, dia menambahkan, LC16m8 memberikan perlindungan terhadap virus Mpox. MVA-BN dan LC16m8 secara konsisten mengembangkan respons antibodi penetral terhadap orthopoxvirus, termasuk Clade I MPXV.

    Mohammad Syahril selanjutnya mengatakan, efikasi ACAM2000 yang diperoleh dari studi model hewan menemukan, vaksin ACAM2000 manjur melawan virus MPXV bila dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak divaksinasi. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini