Dokumen foto: Pantauan udara di Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, pada Kamis, 27 November 2025. (Humas PT PIM)PRIORITAS, 8/12/2025 (Aceh): Pengungsi korban banjir di Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, mengaku belum menerima bantuan dari pemerintah pusat meski bencana telah berlangsung hampir dua pekan. Keluhan itu disampaikan Isbahanur (35), warga Sawang, saat ditemui di lokasi pengungsian pada Minggu, 7 Desember 2025.
“Pak Presiden, belum ada bantuan dari Pemerintah Indonesia hingga saat ini ke pedalaman ini,” kata Isbahanur. Ia menuturkan bahwa aliran listrik dan jaringan telekomunikasi di sejumlah titik pedalaman masih padam sejak banjir melanda wilayah tersebut.
Setiap pagi, sebagian warga kembali ke rumah untuk membersihkan sisa lumpur dengan ketinggian mencapai satu hingga dua meter. “Itu sangat melelahkan, sembari memetik sisa sayur untuk dimasak di pengungsian,” ujarnya.
Meski persediaan beras masih mencukupi dan sejumlah relawan mulai berdatangan membawa mi instan dan telur, warga tetap mengalami keterbatasan. “Kalau lauknya, kami sebut kuah ie mata (lauk air mata), karena sayur direbus semuanya,” ucapnya.
Isbahanur menyebut dua desa yang hingga kini paling terisolasi adalah Desa Babah Krueng dan Desa Riseh. “Lumpur masih menutup badan jalan, kendaraan tidak bisa masuk,” katanya.
Menurutnya, kebutuhan paling mendesak saat ini meliputi obat-obatan, selimut, kelambu, serta pakaian. “Pak Presiden, warga kami belum merasakan bantuan dari Pemerintah Indonesia hingga hari ini. Tolong instruksikan seluruh kekuatan Presiden bantu kami,” harapnya.
Diketahui, banjir besar melanda 18 kabupaten/kota di Provinsi Aceh sejak akhir November. Sejumlah korban jiwa masih dalam pencarian, ribuan rumah rusak, dan berbagai fasilitas umum lumpuh. Di Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur, banjir mulai terjadi sejak 22 November 2025. (P-mu/bwl)
No Comments