33.3 C
Jakarta
Tuesday, July 22, 2025

    1 Juni Hari Lahirnya Pancasila: Sayang pencetusnya hidup sengsara, ditahan, dibiarkan sakit, depresi

    Terkait

    PRIORITAS, 1/6/25 (Jakarta): Secara resmi, kita telah menetapkan setiap tanggal 1 Juni, Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Diketahui, tanggal ini merujuk pada pidato yang disampaikan oleh Sukarno alias Bung Karno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945.

    Sebagaimana diketahui, dalam pidato tersebut, Bung Karno untuk pertama kalinya memperkenalkan istilah “Pancasila” kepada para pemimpin dan pendiri bangsa yang ikut sidang BPUPKI tersebut. Lalu dengan lantang Bung Karno mengusulkan Pancasila sebagai rumusan dasar negara Indonesia yang poin-poinnya tak jauh beda dari sekarang.

    Ternyata, usulan ini kemudian diterima oleh forum BPUPK dan dijadikan sebagai dasar resmi negara Indonesia. Bung Karno kemudian dianggap sebagai pencetus dan penggali Pancasila. 

    “[…] aku berterimakasih syukur ke hadirat Allah SWT bahwa aku dijadikan oleh Tuhan perumus Pancasila; dijadikan Tuhan penggali daripada lima mutiara yang tertanam di dalam buminya rakyat Indonesia ini, yaitu Pancasila,” kata Bung Karno dalam pidato “Indonesia akan Kuat Selama Kita Tetap Setia Pada Pancasila” (5 Oktober 1966).

    Hidup terasing di hari tua

    Sedih memang kisah selanjutnya. Sebab, meski dikenal sebagai pencetus dasar negara, hidup Sukarno berakhir jungkir balik di masa tua. Dia hidup menderita, kesepian, dan terasingkan imbas statusnya sebagai tahanan politik rezim Soeharto.

    Diketahui, kejadian ini bermula setelah Jenderal Soeharto menggantikan Sukarno sebagai Presiden Indonesia sejak 7 Maret 1967. Soeharto ingin menghilangkan peran dan kekuatan Sukarno sebagai tokoh besar. Demikian CNBC.

    Pada awalnya, Soeharto meminta Sukarno segera keluar dari Istana Negara. Sukarno kemudian ditempatkan di Istana Bogor. Namun, akibat terus-menerus diinterogasi imbas statusnya sebagai tahanan politik, pria kelahiran 6 Juni 1901 itu tak betah.

    Ya, pada akhirnya, Soekarno ditempatkan di Wisma Yaso pada 1969. Sejarawan Peter Kasenda dalam bukunya Hari-hari Terakhir Sukarno (2013) menyebutkan, selama berada di Wisma Yaso, Sukarno dijaga sangat ketat dan dilarang berkomunikasi dengan dunia luar.

    Dirawat dokter hewan

    Kemudian, sehari-harinya Sukarno hidup sendirian sambil terus-menerus menjalani interogasi terkait keterlibatannya dalam tragedi Gerakan 30 September. Situasi ini membuat Sukarno mengalami depresi dan jatuh sakit. Dia bahkan kerap berbicara sendiri.

    Memang, Sukarno menderita penyakit ginjal. Selama masa kekuasaannya, dia sempat menjalani pengobatan untuk penyakit tersebut. Namun, setelah ditahan, dia tidak lagi mendapatkan akses pengobatan yang memadai.

    Malahan, satu-satunya dokter yang bisa diaksesnya hanyalah seorang dokter hewan, dimana tentu tak bisa memberikan obat terbaik.

    Lalu akibatnya, Sukarno harus bergelut setiap hari dengan tekanan mental dan rasa sakit akibat penyakit ginjalnya. Kondisi ini semakin memburuk hingga akhirnya kritis dan berujung wafat pada 21 Juni 1970.

    Soeharto tetap berupaya hapus jejak Sukarno

    Kendati telah wafat, Soeharto tetap berupaya menghapus jejak peran Sukarno dalam sejarah bangsa, salah satunya terkait Pancasila. Sejak 1970, Soeharto melarang peringatan Hari Lahir Pancasila tanggal 1 Juni yang sebelumnya rutin diperingati sejak tahun 1964.

    Disebutkan, larangan ini didasarkan pada pandangan, ajaran Sukarno tidak lagi diperbolehkan. Sejarawan Asvi Warman Adam dalam Pelurusan Sejarah Indonesia (2007) menyebut, pelarangan berjalan lewat publikasi resmi yang dikeluarkan pemerintah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nugroho Notosusanto.

    Ketika itu, dia membuat propaganda, Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni, salah. Selain itu, dia juga meminta masyarakat percaya kalau Pancasila bukan dicetuskan Soekarno, melainkan Mohammad Yamin dalam sidang BPUPK tahun 1945. Sebagai gantinya, pemerintah lebih memilih merayakan peringatan Hari Kesaktian Pancasila tiap 1 Oktober.

    Dimunculkan pasca rezim Orde Baru

    Namun sejarah tak bisa diubah. Peran Soekarno dalam kelahiran Pancasila pun kemudian mulai dimunculkan lagi setelah rezim Orde Baru berakhir.

    Lalu pada puncaknya, pada 2016, pemerintah menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan hari libur nasional yang berpatokan pada pidato Soekarno tanggal 1 Juni 1945. (P-*r/me)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini